BADEN POWELL

Pendiri gerakan kepanduan yaitu Robert Stephenson Smyth Lord Baden-Powell Of Gilwell atau yang biasa dengan sebutan Baden Powell. Baden Powell lahir tanggal 22 februari 1857 di London, Inggris. Dan wafat tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya.

SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX dan BADEN POWELL

Di sisi kiri Bapak Pramuka Indonesia yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan di sisi kanan Bapak Kepanduan Dunia yaitu Lord Baden-Powell

DIKLAT PBB

Kegiatan pembentukan mental dan kedisiplinan lewat Peraturan Baris-Berbaris oleh anggota Ambalan Diponegoro dan Ratu Kalinyamat

SALAM PRAMUKA

Gugus Depan 17.24.195/196 MA NU Mazro'atul Ulum Paciran Lamongan Jawa Timur

KEBERSAMAAN

Ka. MABIGUS dan Ka. GUDEP beserta Bapak-Bapak dari KORAMIL Paciran saat kegiatan Diklat PBB Tahun 2014

WCSL 2014

Juara II Lomba Senam Pramuka Putri dan Juara III Lomba Peta Pita Putri dalam kegiatan 5th World Care Scouting League yang di selenggarakan oleh Kwarcab Lamongan tahun 2014

AMBALAN DIPONEGORO DAN RATU KALINYAMAT

Kebersamaan anggota Ambalan Diponegoro dan Ratu Kalinyamat saat Latihan Mingguan

Wednesday, April 15, 2015

WCSL ( World Care Scouting League ) 2014





World Care Scouting League atau yang biasa di singkat WCSL dan Clean Up The World yang diselenggarakan oleh Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Lamongan   yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Tepatnya pada tanggal 12 sampai 14 September 2014 di Bumi Perkemahan Pataan, Sambeng Lamongan .Dan disanalah kami mencari pengalaman untuk yang pertama kalinya mengikuti Lomba Pramuka. Meskipun kami dari Madrasah yang berstatus Swasta, tapi kami bisa membuktikan kepada semuanya bahwa kami bisa. Semangat dan pantang menyerah itulah modal utama dari perjuangan  kami. Setiap hari terus berlatih dan berlatih tanpa harus mengenal apa arti lelah. Kami  yakin bahwa kami pasti akan mendapatkan prestasi.

Disana kami  mendapatkan begitu banyak pengalaman yang menyenangkan. Kami begitu sangat kompak dan bekerja sama, kami ingin mewujudkan impian dan mimipi kami.  Disana tidak ada susah maupun sedih, semua kita Lewati bersama.

Kami ingin mengembangkan diri serta meningkatkan keikutsertaan dalam membangun masyarakat,  Gerakan Pramuka dan Negara Indonesia.
Dan  inilah tempat istirahat kami dalam penjelajahan. Di bawah pepohonan yang terasa sangat dingin pada malam hari, dan terasa sangat sejuk pada pagi hari. Selama satu malam kita beristirahat disini. Semuanya terasa menyenangkan.

Senam pramuka, inilah potret dari lomba kami, berbulan – bulan latihan dan Alhamdulillah mendapatkan juara II.

Dengan usaha dan kemauan serta tekat dan semangat yang begitu besar, kami bisa meraih dua kejuaraan yang merupakan awal yang baik bagi kami. Dan itu menjadikan motivasi kami untuk bisa menorehkan prestasi yang lebih banyak lagi. Tropy yang terukir Juara II Lomba Senam Pramuka dan Juara III Peta Pita merupakan wujud dari hasil kerja keras kami.


KPDA (Kursus Pengelola Dewan Ambalan)

Kursus Pembelajaran Dewan Ambalan sebagai event 1 tahun sekali hadir di tengah-tengah Penegak di wilayah pantura dan merupakan sebuah kesempatan besar bagi anggota pramuka di seluruh kawasan pantura. Kegiatan KPDA ini dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2015 bertempat di Desa Payaman Solokuro, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. KPDA kali ini diikuti oleh 100 lebih orang Pramuka Penegak yang berasal dari beberapa pangkalan.

MA NU Mazro’atul Ulum merupakan salah satu madrasah yang berperan aktif dalam agenda kegiatan kepramukaan.  MA NU Mazro’atul Ulum mendapat undangan dari pangkalan MA Roudlotul Muta'abiddin untuk mengajukan 20 orang (10 putra dan 10 putri) yang mengikuti kegiatan tersebut. Tetapi, pangkalan MA NU Mazro’atul Ulum hanya mengirimkan 7 orang putri saja. Peserta dari pangkalan MA NU Mazro'atul Ulum yang mengikui kegiatan tersebut yaitu (Ameliya Safitri, Aprilia Rahmawati, Dara Sukma Adi Rani, Eka Zahrotun Nadhifah, Fuadatus Sayyidatul Munawarah, Putri Ismi Suciyati, dan Zulfah Lis Syafawati).

Pada kesempatan kali ini, Kwaran paciran yang mengikuti KPDA adalah dari 7 pangkalan dan 8 pangkalan putri. Untuk kegiatan KPDA ini yang dilakukan selama 1 hari seperti  outbond, workshop, dan rencana tindak lanjut.

Dari kegiatan KPDA pramuka penegak ini dikumpulkan bukan hanya untuk berpesta dan bersenang-senang, namun pramuka penegak diajarkan begitu banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang dapat diamalkan dan dibagikan kepada masyarakat, dan pramuka penegak juga dapat berkarya dengan nyata sesuai dengan kemampuan masing-masing.

DIKLAT PBB 2014


Diklat PBB dilaksanakan pada hari selasa tanggal 04 september 2014 dan dimulai pada jam 15:00 WIB, diikuti oleh para siswa siswi  MA NU MAZRO’ATUL ULUM. acara ini sangatlah bermanfaat bagi seluruh siswa, pada saat pemerintah menyatakan kurikulum 2014 pramuka diwajibkan bagi seluruh SLTA,maka kepala sekolah menekankan kepada seluruh siswa untuk lebih berdisiplin,maka dari kepala sekolah mengundang koramil paciran untuk melatih PBB.


Salah satu dari koramil yang memimpin  para siswa-siswi berbagai PBB variasi  dan personil dari koramil lainnya bertugas sebagai mengoreksi siswa-siswi yang masih kurang benar dalam PBB, yang diajarkan oleh bapak koramil diantara lain: hadap kanan, belok kiri, hadap kiri, belok kiri, serong kanan, serong kiri, penghormatan, isirahat ditempat, dan masih banyak lagi. siswa-siswi sangat senang karena  yang memimpin orangnya seru, tidak terlalu serius, dan lucu

Saat bapak-bapak dari koramil memberi contoh gerak jalan yang tepat


Jalan ditempat, maju jalan dan haluan kanan kiri
Kemudian para siswa mempraktekkan gerak jalan yang dicontohkan oleh para koramil, para siswa sangat antusias dan berusaha untuk bisa. Dan ini hasilnya semuanya sangat serius.


Bantara 2014


Kegiatan Bantara di Almaz yang diselenggarakan pada tanggal 30 Januari 2014 yang diikuti oleh 19 peserta, yang startnya di ALmaz, disana HP dan uang yang dibawa oleh peserta diambil atau bahasa kasarnya dirampas oleh kakak-kakak senior di pangkalan ini dan kita dikasih uang perorang Rp. 2000 terserah dibuat apa, kita dikasih kesempatan untuk naik mobil dengan uang seadanya itu atau memilih berjalan saja, lalu kita di kasih tugas untuk menyelesaikan sandi yang isinya menuju masjid yang berada di Payaman. Belum setengah perjalanan kita bertemu mobil pick up dan kita diperbolehkan naik secara gratis oleh sopirnya sampai ke tempat tujuan.

Sampai di Masjid Payaman semua peserta (sangga) mempresentasikan mading 3D (3 Dimensi) yang telah dibuat secara berkelompok yang telah ditentukan sebelumnya dan setelah itu masing-masing sangga diberi tugas untuk melakukan kunjungan ke beberapa Pangkalan atau Sekolah yang ada disekitar dan harus membuat laporan dan kembali ke Masjid lagi untuk melakukan sholat maghrib berjama’ah lalu makan bersama dan kemudian melakukan sholat isya’ berjama’ah.

Pas waktu sudah menunjukan sekitar jam 10.00 WIB semua peserta kumpul dan membentuk lingkaran bersama kakak senior yang bernama Kak Firhat dan Kak Dzikrul kemudian kita main sebuah game yang berupa pertanyaan yang dimana ada peserta yang bisa menebak pertanyaan itu maka sangga itulah yang bisa melanjutkan perjalanan lebih dulu dan begitu seterusnya.

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Tong bolong tepatnya diperbatasan Payaman dengan Sendang, disitu materinya adalah Nasionalisme Patriotisme dan uji pengorbanan dimana masing-masing peserta harus mengorbankan salah satu barang yang dimiliki dan rela untuk dikorbankan kepada orang yang membutuhkan tepatnya untuk korban banjir, dari semua peserta ada yang memberikan makanan ringan (snack), uang yang cuma punya 2000, bahkan ada yang merelakan jaket dan jam tangan yang dimiliki dan kemudian mengerjakan tugas sandi yang berisi petunjuk untuk melanjutkan perjalanan.

Setelah sudah selesai materi dan mengerjakan sandi dilanjutkan perjalanan menuju ke Balai Desa Sendang, disana materinya adalah Dasa Dharma Pramuka dimana disana masing-masing sangga ditanyai apa maksud dari Dasa Dharma Pramuka, maksud dari masing-masing Dharma, setelah lama materi kita kembali dikasih tugas sandi untuk dikerjakan dan kemudian melakukan tugas tersebut, yaitu melanjutkan perjalanan menuju ke Pesarean Sendang (Sunan Sendang).

Di Pesarean materinya adalah Tri Satya dan Pancasila, setelah lama disana lagi-lagi kita disuruh mengerjakan tugas sandi yang isinya petunjuk perjalanan selanjutnya yaitu menuju ke Shorum Batik Sendang disana materinya adalah Pacasila, semua peserta ditanyai satu satu tentang pancasila. Setelah usai kita semua melanjutkan perjalanan menuju ke Padepokan Jatirogo, sebelum sampai Padepokannya kita semua dikasih materi tentang SMS (Sandi, Morse, Semaphore) di halaman bawah. Setelah usai materinya baru semuanya disuruh naik menuju ke padepokannya. Kemudian satu persatu peserta dipanggil masuk ke sebuah gubuk disana dan disuruh membawa SKU yang telah diselesaikan dan kertas yang isinya Sejarah Pramuka yang sudah dikerjakan sebagai salah satu Syarat Kecakapan Umum (SKU), didalam gubuk adalah materinya uji kelayakan menjadi penegak bantara, masing-masing orang dikasih waktu 5 menit. Setelah waktu habis peserta keluar dengan dikasih plastik yang berisi air dan air tersebut tidak boleh bocor atau sampai hilang, karena paginya akan digunakan untuk perang air gna mendapatkan bet bantara.

Setelah satu persatu peserta sudah selesai semua selanjutnya kita dipanggil kebawah dan kemudian disuruh pergi ke salah satu masjid yang ada di Gayam, kita diberi sebuah kertas yang bertuliskan pribahasa bahasa jawa dan kita disuruh mencari artinya. Setelah sudah selesai mengerjakan tugas tersebut semua peserta istirahat di masjid Gayam sampai pagi lalu kembali menuju bukit tinggi yang ada di Jatirogo, disana kita melaksanankan perang air untuk mendapatkan TKU Bantara yang dipegang oleh kakak senior. Setelah lama kemudian ada yang berhasil mengambil TKU tersebut dan permainan berakhir, kita semua turun menuju padepokan disana tugasnya adalah mencari TKU dimana didalamnya ada kertas yang harus cocok dengan kertas yang sudah dicari artinya tadi, semua peserta kebingungan untuk mencarinya sudah dicari kemana-mana tapi tidak ada yang menemukan, akhirnya salah satu peserta ada yang berhasil menemukan TKU tersebut di tasnya kemudian peserta yang lain mencari di tas mereka masing-masing dan menemukannya tapi tulisannya tidak sesuai, lalu semua peserta saling bertukar TKU untuk mencari kecocokan tulisannya.

Setelah semua sudah cocok kita semua dibariskan dan sedikit diberi arahan dan kegiatan bantara ini telah selesai dan masing-masing kakak senior dan peserta saling bersalaman dan memberi selamat karena kegiatan telah selesai. Setelah itu uang dan HP dikembalikan pada masing-masing peserta kemudian semua pun sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah masing-masing.

Pada tanggal 23 Februari 2014 dilaksanakan pelantikan Penegak Bantara di Almaz yang dilantik oleh senior sekaligus Pembina dipangkalan Almaz ini, yaitu Kak Sukron Ma’mun. Dimana kita disuruh minum air yang sudah dicampur dengan kecap dan beberapa macam bunga setelah dipasangkan TKU kepundak masing-masing peserta.

Penerimaan Tamu Ambalan 2015



Penerimaan tamu ambalan bisa kita sebut juga dengan PTA, yakni suatu kegiatan ambalan yang dilakukan oleh semua calon anggota ambalan sebelum masuk menjadi anggota ambalan yang sah. Belum sah seorang anggota ambalan jika belum mengikuti PTA. PTA juga bisa disebut MOP Pramuka, sebab dalam kegitan ini ditunjukkan beberapa adat ambalan dan sejarah ambalan itu sendiri. Para calon anggota ambalan digembleng dalam kegiatan ini supaya para calon anggota bisa mempunyai karakter pramuka yang kuat serta menguji kesetiaan para calon anggota dalam ambalan dimasa yang akan datang.


Tujuan diadakannya PTA  juga untuk Menarik minat siswa dalam ekstrakurikuler Pramuka, Memberikan penjelasan tentang struktur Ambalan MA NU Mazro’atul Ulum, Memperdalam wawasan siswa tentang kePramukaan, Menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam Dasa Dharma dan Tri Satya. Tidak hanya itu saja, dalam kegiatan ini juga untuk melatih kekompakan antara calon anggota ambalan. Layaknya penjelajahan kegiatan PTA juga ada beberapa pos, tidak seperti kegiatan kenaikan tingkat BANTARA atau LAKSANA, PTA lebih memliki pos yang simple dan cocok untuk para pemula calon anggota pramuka, antara lain pos keterampilan dan teka-teki, pos penyamaran, pos Dasa Dharma dan Tri Satya, Pos Pancasila, Pos sejarah, adapun yang lain lebih keren disebut Mental Training dan Pencarian tiket ambalan. Semua itu dilalui dalam waktu sehari.
 

            Pos pertama yaitu pos keterampilan dan  teka-teki, di pos ini para calon anggota ambalan dituntut untuk membuat suatu hasta karya yang berbahan dari koran, adapun disuruh untuk membuat suatu sorak yel – yel yang mempunyai ciri khas yang menunjukkan karakter anta kelompok satu dengan yang lain.




            Di pos selanjutnya para calon anggota di haruskan melakukan penyamaran sampai pada pos berikutnya. Banyak para calon anggota yang menolaknya akan tetapi akhirnya mereka mau melakukannya atas paksaan dan ancaman yang diberikan senior, ini dilakukan karna agar para calom ambalan belajar untuk menjadi anak pemberani dan tidak menjadi anak yang pemalu.

            Pos berikutnya yakni pos dasa dharma dan tri satya, di pos ini para calon anggota ambalan diharuskan menghafalkan dasa dharma dan tri satya dan juga mengerti kandungan – kandungan yang ada didalamnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar para calon anggota ambalan faham dan mengetahui kewajiban seorang pramuka penegak yang benar. Termasuk membangun kepribadian mereka.

Pos keempat yaitu pos pancasila, disini para calon anggota mendalami tentang pancasila, menghafalkan dan menjelaskan maknanya satu persatu. Di pos ini juga dijelaskan oleh para senior-senior tentang sejarah berdirinya pramuka di Almaz.sepak terjang perjuangan para senior-senior untuk membangun suatu gerakan pramuka yang sempat mati.
Pos selanjutnya adalah mental training, disini mental para calon anggota ambalan diuji, sekitar tengah malam diharuskan berjalan perkelomopok menyusuri jalan yang kanan kirinya penuh dengan hutang dan tanpa penerangan satupun kecuali senter yang mereka bawa sendiri, mental mereka diuji dan digembleng sekeras-kerasnya supaya menjadi pribadi yang berani akan setiap rintangan yang dilalui dalam hidup mereka nanti.


            Disini lah akhir dari perjalanan para calon anggota ambalan melewati semua rintangan dalam kegiatan ini, mencari tiket untuk menjadi anggota ambalan yang sah, disinilah yang paling menentukan perjuangan mereka.

Saturday, April 11, 2015

Wagub Buka Secara Resmi Perkemahan Pramuka Santri Nusantara

KBRN, Banjarmasin : Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) IV Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan yang di gelar di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra Cindai Alus Kabupaten Banjar telah resmi dimulai kemarin.

Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalsel H. Rudy Resnawan selaku inspektur upacara pada upacara pembukaan PPSN tersebut.

Dalam sambutannya Rudy berharap melalui kegiatan perkemahan ini, dapat membangaun atmosfir untuk saling belajar dan bertukar informasi, serta membentuk karakter dan kepribadian para santri yang unggul dan tangguh. 

Selanjutnya, Rudy berpesan kepada ratusan peserta PPSN yang berasal dari pramuka santri dan santriwati dari berbagai pondok pesantren se Kalsel agar senantiasa dapat menjaga nama baik pondok pesantren masing masing. 

“Berikan yang terbaik, serap ilmu pengetahuan dan pengalaman yang beramanfaat dari pelaksanaan kegiatan ini, agar menjadi santri yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa,” ungkap H Rudi Resnawan di Martapura (09/04/2015).

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah (Ka.Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kalsel Drs. H. Muhammad Tambrin, M.M.Pd mengatakan kegiatan PPSN tersebut selain sebagai ajang silaturrahmi bagi para santri se Kalsel, juga sebagai persiapan menjelang pelaksanaan PPSN IV Nasional yang akan digelar pada bulan Juli mendatang di Bumi Agro Wisata Tambang Ulang Pelaihari Kabupaten Tanah Laut.

Sementara itu, mengenai rangkaian pelaksanaan kegiatan PPSN tingkat Provinsi tersebut H. Fajriannoor Subhi selaku panitia penyelenggara menjelaskan, kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag Kalsel melalui Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam bekerjasama dengan Pondok Pesantren Darul Hijrah selaku tuan rumah. 

“Dalam kegiatan ini, selain dilaksanakan berbagai lomba terkait bidang kepramukaan bagi para peserta, juga akan dilaksanakan kegiatan orientasi kepramukaan, pentas seni dan malam api unggun,” katanya.


source

Tuesday, April 7, 2015

Raimuna Daerah Jawa Timur 2013

Raimuna Daerah Jawa Timur sebagai event 5 tahun sekali hadir kembali di tengah-tengah Penegak dan Pandega Jawa Timur dan merupakan sebuah kesempatan besar bagi anggota pramuka di seluruh provinsi Jawa Timur. Kegiatan Raimuna dilaksanakan pada tanggal 15-21 Desember 2013 bertempat di Desa Pramuka Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Secara geografis Lebakharjo terletak di Malang Selatan perbatasan antara Kabupaten Malang dengan Kabupaten Lumajang. Desa yang dulu pernah digunakan kegiatan PW Asia Pasifik dan Comdeca kini telah menjadi desa yang berkembang. Raimuna Daerah Jawa Timur kali ini diikuti oleh 1216 orang Pramuka Penegak Pandega yang berasal dari 38 Kwartir Cabang se-Jawa Timur. Para peserta adalah hasil seleksi tingkat kwarcab.


MA NU Mazro’atul Ulum merupakan salah satu madrasah yang berperan aktif dalam agenda kegiatan kepramukaan.  MA NU Mazro’atul Ulum mendapat undangan dari Kwarcab Lamongan untuk mengajukan 2 orang (1 putra dan 1 putri) yang di seleksi bersama-sama dengan sekolah lain. Tetapi, MA NU Mazro’atul Ulum hanya mengirimkan 1 orang putri saja. Peserta seleksi dari MA NU di tingkat Kwartir Cabang Lamongan berhasil lolos, yaitu (Zulfah Lis Syafawati) untuk berpartisipasi ke tingkat Provinsi Jawa Timur.

Pada kesempatan kali ini, Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Lamongan mengirim delegasi peserta sebanyak 4 sangga yang terdiri dari 2 sangga putra dan 2 sangga putri. Adapun yang mendapat amanat sebagai pinkoncab pada kegiatan ini adalah Kak Anang dan Kak Elva. Untuk kegiatan Raimuna Daerah Jawa Timur selama 7 hari tersebut antara lain adalah kegiatan petualangan, budaya, saka, Global Development Village, Gathering Activity, workshop, dan kegiatan bakti masyarakat.


Dari kegiatan Raimuna Daerah Jawa Timur pramuka penegak dan pandega di kumpulkan bukan hanya untuk berpesta dan bersenang-senang, namun pramuka penegak dan pandega diajarkan begitu banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang dapat diamalkan dan dibagikan kepada masyarakat, dan pramuka penegak dan pandega juga dapat berkarya dengan nyata sesuai dengan kemampuan masing-masing. Seperti tema dalam ajang Raimuna Daerah Jawa Timur 2013 yaitu “ Berkarya dengan Nyata, Beraksi Dengan Kreasi”.


Monday, April 6, 2015

Tegak Tangguh 2009



Pada tanggal 12 Juli 2009 yang merupakan hari pertama masuk sekolah di Lembaga Pendidikan Mazra'atul Ulum Paciran, MA NU Mazroatul Ulum Paciran mendelegasikan siswa-siswinya untuk mengikuti Lomba Tegak Tangguh di Universitas Airlangga Surabaya. Kegiatan ini meliputi beberapa jenis kegiatan lomba keterampilan modern, misalnya Lomba membuat blog wordpress, lomba mading 4D, dan lain-lain. 

Meskipun dalam kegiatan ini mereka tidak berhasil menyabet juara, namun menurut Kepala Madrasah tidak menjadi masalah, karena kalah menang itu urusan Allah dan nasib. Yang terpenting adalah bagaimana anak-anak bisa mendapatkan pengalaman dalam setiap kegiatan.

Thursday, April 2, 2015

Biografi H. Agus Salim


Haji Agus Salim (lahir dengan nama Mashudul Haq (yang bermakna "pembela kebenaran"); Koto Gadang, Bukittinggi, Minangkabau, (8 Oktober 1884–Jakarta, 4 November 1954) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.

Beliau menempuh pendidikannya di ELS (Europeese Lagere School) dan HBS di Jakarta. Agus Salim terkenal sebagai orang yang cerdas dan pandai, beliau menguasai sembilan bahasa asing, di antaranya Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Turki dan Jepang. Pada waktu muda beliau merantau sampai ke Arab Saudi untuk memperkaya pemikiran dan ilmunya. Haji Agus Salim pernah menjadi penerjemah di Konsulat Belanda di Jeddah Arab Saudi.

Tokoh yang terkenal dengan penampilan khasnya memakai kopiah dan berjanggut, menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada periode 3 Juli 1947 - 20 Desember 1949. Pada masa jabatannya beliau mengetuai delegasi Indonesia dalam Inter-Asian Relation Conference di India dan berusaha membuka hubungan diplomatik dengan sejumlah Negara Arab, terutama Mesir dan Arab Saudi.

Beliau merupakan salah satu diplomat ulung Indonesia yang dikenal sering mewakili Indonesia di berbagai konferensi dan pertemuan Internasional. Sosoknya telah dikenal di kalangan masyarakat Internasional. Karena keluasan ilmunya, beliau diminta memberikan kuliah agama Islam di Cornell University dan Princenton University, Amerika Serikat.

 

Latar belakang

Agus Salim lahir dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya adalah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau.

Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.

Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Pada tahun 1906, Salim berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Konsulat Belanda di sana. Pada periode inilah Salim berguru pada Syeh Ahmad Khatib, yang masih merupakan pamannya.
Salim kemudian terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.

Karir politik

Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto.
Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain:
Ø  Anggota Volksraad (1921-1924)
Ø  Anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945
Ø  Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947
Ø  Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947
Ø  Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947
Ø  Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949

Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man). Ia pun pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan di tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.

Pada tahun 1952, ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim masih mengenal batas-batas dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.

Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun 1953 ia mengarang buku dengan judul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? yang lalu diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal.

Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.


Biografi Sri Sultan Hamengkubuwono IX


Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912 - Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988) adalah salah seorang raja yang pernah memimpin di Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Di umur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta,  MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda ("Sultan Henkie").

Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar "Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Songo". Beliau merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat "Istimewa".

Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.

Beliau ikut menghadiri perayaan 50 tahun kekuasaan Ratu Wilhelmina di Amsterdam, Belanda pada tahun 1938

Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.



Silsilah
ü  Mata uang Indonesia yang bergambar Hamengkubuwono IX
ü  Anak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwono VIII dan istri kelimanya RA
ü  Kustilah/KRA Adipati Anum Amangku Negara/Kanjeng Alit.

Memiliki lima istri:
ü  BRA Pintakapurnama/KRA Pintakapurnama tahun 1940
ü  RA Siti Kustina/BRA Windyaningrum/KRA Widyaningrum/RAy Adipati Anum, putri Pangeran Mangkubumi, tahun 1943
ü  Raden Gledegan Ranasaputra/KRA Astungkara, putri Raden Lurah Ranasaputra dan Sujira Sutiyati Ymi Salatun, tahun 1948
ü  KRA Ciptamurti
ü  Norma Musa/KRA Nindakirana, putri Handaru Widarna tahun 1976

Memiliki lima belas putra:
ü  BRM Arjuna Darpita/KGPH Mangkubumi/KGPAA Mangkubumi/Sri Sultan Hamengkubuwono X dari KRA Widyaningrum
ü  BRM Murtyanta/GBPH Adi Kusuma/KGPH Adi Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Dr. Sri Hardani
ü  BRM Ibnu Prastawa/GBPH Adi Winata dari KRA Widyaningrum, menikah dengan Aryuni Utari
ü  BRM Kaswara/GBPH Adi Surya dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Andinidevi
ü  BRM Arumanta/GBPH Prabu Kusuma dari KRA Astungkara, menikah dengan Kuswarini
ü  BRM Sumyandana/GBPH Jaya Kusuma dari KRA Windyaningrum
ü  BRM Kuslardiyanta dari KRA Astungkara, menikah dengan Jeng Yeni
ü  BRM Anindita/GBPH Paku Ningrat dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Nurita Afridiani
ü  BRM Sulaksamana/GBPH Yudha Ningrat dari KRA Astungkara, menikah dengan Raden Roro Endang Hermaningrum
ü  BRM Abirama/GBPH Chandra Ningrat dari KRA Astungkara, menikah dengan Hery Iswanti
ü  BRM Prasasta/GBPH Chakradiningrat dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Lakhsmi Indra Suharjana
ü  BRM Arianta dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Farida Indah.
ü  BRM Sarsana dari KRA Ciptamurti
ü  BRM Harkamaya dari KRA Ciptamurti
ü  BRM Svatindra dari KRA Ciptamurti

Memiliki tujuh putri:
ü  BRA Gusti Sri Murhanjati/GKR Anum dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Kolonel Budi Permana/KPH Adibrata yang menjadi Gubernur Sulawesi Selatan
ü  BRA Sri Murdiyatun/GBRAy Murda Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan KRT Murda Kusuma
ü  BRA Dr Sri Kuswarjanti/GBRAy Dr. Riya Kusuma dari KRA Widyaningrum, menikah dengan KRT Riya Kusuma
ü  BRA Dr Sri Muryati/GBRAy Dr. Dharma Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan KRT Dharma Kusuma
ü  BRA Kuslardiyanta dari KRA Ciptomurti
ü  BRA Sri Kusandanari dari KRA Astungkara
ü  BRA Sri Kusuladewi/BRAy Padma Kusuma dari KRA Astungkara, menikah dengan KRT Padma Kusuma

Nama              : SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX
Lahir              : Yogyakarta, 12 April 1912
Agama            : Islam

Pendidikan :
- ELS Yogyakarta
- HBS, Semarang, Bandung, dan Haarlem
- Faculteit Indologie Universiteit Leiden, Belanda

Karir :
- Dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta (1940)
- Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta (1945)
- Gubernur Militer untuk DIY (1945-1949)
- Menteri Negara (1946-1949)
- Menteri Pertahanan Koordinator Keamanan Dalam Negeri (1949)
- Wakil Perdana Menteri (1950-1951)
- Menteri Pertahanan (1952-1953)
- Ketua Bapekan (1960-1962)
- Ketua BPK (1964-1966)
- Waperdam Bidang Ekuin (1966)
- Menteri Utama Bidang Ekonomi & Keuangan (1966-1967)
- Menteri Negara Ekuin (1967-1973)
- Wakil Presiden RI (1973-1978)

Kegiatan Lain :
- Ketua Umum KONI Pusat
- Ketua Gerakan Pramuka
- Ketua Dewan Pembimbing Pariwisata Nasional

Sultan Yogya ini gemar menonton silat. Ketika tidak lagi menjabat Wakil Presiden, kegemaran akan silat ini disalurkannya melalui video. Dan begitulah, pada Juli 1985, sehabis menyaksikan tak kurang dari sepuluh seri cerita silat Mandarin, Sri Sultan terjatuh ketika menuju kamar mandi.

Sekitar dua minggu Sultan terbaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Acaranya yang penting, menandatangani perjanjian kerja sama antara Kota Yogya dan Kota Kyoto, Jepang, harus diwakilkan kepada Sri Paku Alam VIII, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan Sri Sultan tetap harus banyak beristirahat, sehingga penyulutan Api PON XI yang rencananya dilakukannya sendiri, sebagai Ketua Umum KONI Pusat, juga diwakilkan.

Lahir dengan nama Raden Mas Daradjatoen, di Universitas Leiden, Belanda, ia tak sempat merampungkan studinya. Begitu mempersiapkan skripsi dalam bidang indologi, telegram ayahnya, Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, datang. Daradjatoen diminta pulang.

Ayahnya menjemput di Batavia, kini Jakarta. Ayah dan anak menginap di Hotel Des Indes, sekarang pusat pertokoan Duta Merlin. Tidak ada pembicaraan serius antara keduanya. ''Kami tak ada waktu untuk itu. Terlalu banyak acara yang harus dipenuhi,'' tutur Daradjatoen.

Salah satu acara penting adalah,  Daradjatoen menerima keris pusaka Kiai Jaka Piturun di sebuah kamar hotel dari ayahnya sendiri. ''Keris pusaka yang sampai sekarang tersimpan baik di keraton itu adalah yang selalu diserahkan oleh raja kepada seseorang yang diinginkannya menjadi putra mahkota. Dengan penyerahan keris itu, menjadi jelaslah maksud ayah saya dan saudara-saudara saya,'' tutur Daradjatoen beberapa tahun kemudian -- setelah menjadi Hamengkubuwono IX -- seperti tertulis dalam buku biografinya, Tahta untuk Rakyat. Dan rencana itu memang berjalan mulus. Ia dilantik menjadi Putra Mahkota pada 18 Maret 1940, lima bulan setelah ayahnya wafat (22 Oktober 1939), dengan gelar Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putra Narendra Mataram.Selang lima menit kemudian, di tempat yang sama, Bangsal Manguntur Tangkil -- tempat para Sultan biasa bersemadi -- ia dinobatkan menjadi Sultan Yogyakarta dengan gelar: Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ingalaga Ngabdurakhman Sayidin Panatagama Kalifatullah Kaping IX. Ucapannya yang sangat terkenal pada saat pelantikan itu adalah, ''Walaupun saya telah mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya, namun pertama-tama saya adalah dan tetap orang Jawa,'' kata Sultan baru ini.

            Menjelang masuknya Jepang, bangsawan Jawa banyak yang khawatir akan tentara penjajah yang menggantikan Belanda ini. Mereka mengajak Sultan menyingkir ke Australia, atau ke Belanda. ''Apa pun yang terjadi, saya tidak akan meninggalkan Yogya. Justru bila bahaya memuncak, saya wajib berada di tempat, demi keselamatan keraton dan rakyat,'' katanya.

Tidaklah aneh kalau Raja Yogya ini ikut berjuang di masa perjuangan kemerdekaan. Andilnya besar dalam perundingan-perundingan dengan Belanda. Sudah banyak diketahui, bagaimana sikap Sultan membela tanah airnya, dan membela keutuhan keraton. Jabatan-jabatan di luar keraton yang dipegangnya juga bukanlah enteng. Sultan menjadi Menteri Negara (1946-1949), Menteri Pertahanan Koordinator Keamanan Dalam Negeri (1949), Wakil Perdana Menteri (1950-1951). Di masa Orde Baru, ia Wakil Presiden (1973-1978).

Nama panggilannya di masa kecil memang berbau Eropa: Henkie. Ia menjadi anggota perkumpulan kepanduan NIPC (Nederlands Indische Padvinders Club). Di sinilah ia mendapat kepandaian memasak. Kelak, setelah menjadi orang penting, ia punya klub memasak tak resmi. Anggotanya, Radius Prawiro, Budiardjo, Frans Seda, Surono Reksodimedjo, Soegih Arto, Ashari Danudirdjo, dan D. Suprayogi. ''Tetapi kini saya jarang memasak lagi,'' kata Sultan.

Istri Sultan HB IX yang dikenal dan setia mengikuti upacara di Keraton Yogya, ada empat: B.R.A. Pintoko Poernomo yang memberi lima anak, B.R.A. Windijaningroem yang memberi empat anak, B.R.A. Hastoengkoro memberi enam anak, dan B.R.A. Tjiptomoerti memberi enam anak. Yang mengagetkan, suatu ketika, di depan keempat istrinya itu, Sultan menyatakan, tidak seorang pun yang berstatus garwa padmi (permaisuri). Konsekuensi pernyataan ini adalah, tidak akan ada Putra Mahkota, dan itu berarti tidak ada tanda-tanda munculnya Sultan HB X, sebagai penggantinya.

Tjiptomoertilah yang menemani Sultan di Jakarta, selama ia memegang berbagai jabatan penting. Beberapa bulan setelah Tjiptomoerti wafat, 30 Maret 1980, Sultan menikahi Norma, wanita dari Kampung Tanjung, Mentok, Pulau Bangka -- yang dibawa Bung Karno dan dijadikan anak angkatnya di Jakarta. Kabarnya, tak pernah diajak Sultan ke Keraton Yogyakarta. Bersama Norma, Sultan aktif dalam berbagai kegiatan usaha dan mengurusi olah raga. Hari ulang tahun Sultan belakangan ini selalu dirayakan di cabang-cabang Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) tempat Sultan HB IX menjabat Presiden Komisaris Kehormatan. Ulang tahun ke-73 (1985) dirayakan bersamaan dengan peresmian BDNI Cabang Semarang.

Sultan Hamengkubuwono IX

Siapa yang tak kenal Sultan Hamengkubuwono IX. Tokoh nasional yang banyak berjasa dalam perkembangan dunia kepanduan di negeri ini. sosok Sultan Hamengkubuwono begitu melekat di hati para pramuka. Ya, tokoh nasional yang sempat menjabat sebagai wakil presiden RI ini pun disebut-sebut sebagai bapak pramuka Indonesia.

Dilahirkan di Dalem Pakuningratan kampung Sompilan Ngasem pada hari Sabtu Paing tanggal 12 April 1912 atau menurut tarikh Jawa Islam pada tanggal Rabingulakir tahun Jimakir 1842 dengan nama Dorodjatun. Ayahanda beliau adalah Gusti Pangeran Haryo Puruboyo. Sedangkan ibunya bernama Raden Ajeng Kustilah, puteri Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Raden Ayu Adipati Anom.

Ketika berusia 3 tahun, beliau diangkat menjadi putera mahkota (calon raja) dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putera Narendra ing Mataram. Dan sejak usia 4 tahun beliau sudah hidup terpisah dari keluarganya, dititipkan pada keluarga Mulder seorang Belanda yang tinggal di Gondokusuman. Konon, orangtuanya menginginkan sang putra mahkota ini lebih mendapat pendidikan yang penuh disiplin dan gaya hidup yang sederhana sekalipun ia putra seorang raja.

Dalam keluarga Mulder itu beliau diberi nama panggilan Henkie yang diambil dari nama Pangeran Hendrik, suami Ratu Wilhelmina dari Negeri Belanda. Henkie mulai bersekolah di taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer yang terletak di Bintaran Kidul.

Pada usia 6 tahun beliau masuk sekolah dasar Eerste Europese Lagere School dan tamat pada tahun 1925. Kemudian beliau melanjutkan pendidikan ke Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan kemudian di Bandung. Dan di tahun 1931, beliau berangkat ke Belanda untuk kuliah di Rijkuniversiteit Leiden, mengambil jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi. Akhirnya beliau kembali ke Indonesia pada tahun 1939.

Setahun kemudian, tepatnya pada hari Senin Pon tanggal 18 Maret 1940 atau tanggal 8 bulan Sapar tahun Jawa Dal 1871, putra mahkota ini akhirnya dinobatkan sebagai raja Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Sampeyandalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono, Senopati Ing Ngalogo, Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX.

Arti gelar tersebut ialah bahwa sultanlah penguasa yang sah dunia yang fana ini, dia juga Senopati Ing Ngalogo yang berarti mempunyai kekuasaan untuk menentukan perdamaian atau peperangan dan bahwa dia pulalah panglima tertinggi angkatan perang pada saat terjadi peperangan. Sultan juga Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo atau penata agama yang pemurah, sebab dia diakui sebagai Kalifatullah, pengganti Muhammad Rasul Allah.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan contoh bangsawan yang demokratis. Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mengalami banyak perubahan di bawah pimpinannya. Pendidikan Barat yang dijalaninya sejak usia 4 tahun membuat HB IX menemukan banyak alternatif budaya untuk menyelenggarakan Keraton Yogyakarta di kemudian hari. Berbagai tradisi keraton yang kurang menguntungkan dihapusnya dan dengan alternatif budaya baru HB IX menghapusnya.

Meski begitu bukan berarti ia menghilangkan substansi sendiri sejauh itu perlu dipertahankan. Bahkan wawasan budayanya yang luas mempu menemukan terobosan baru untuk memulihkan kejayaan kerajaan Yogyakarta. Bila dalam masa kejayaan Mataram pernah berhasil mengembangkan konsep politik keagungbinataraan yaitu bahwa kekuasaan raja adalah agung binathara bahu dhenda nyakrawati, berbudi bawa leksana ambeg adil para marta (besar laksana kekuasaan dewa, pemeliharaan hukum dan penguasa dunia, meluap budi luhur mulianya, dan bersikap adil terhadap sesama), maka HB IX dengan wawasan barunya menunjukkan bahwa raja bukan lagi gung binathara, melainkan demokratis. Raja berprinsip kedaulatan rakyat tetapi tetap berbudi bawa leksana.

Di samping itu HB IX juga memiliki paham kebangsaan yang tinggi. Dalam pidato penobatannya sebagai Sri Sultan HB IX ada dua hal penting yang menunjukkan sikap tersebut. Pertama, adalah kalimat yang berbunyi, ”Walaupun saya telah mengenyam pendidikan barat yang sebenarnya, namun pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa.”

Kedua, adalah ucapannya yang berisi janji perjuangan, ”Izinkanlah saya mengakhiri pidato saya ini dengan berjanji, semoga saya dapat bekerja untuk memenuhi kepentingan Nusa dan Bangsa, sebatas pengetahuan dan kemampuan yang ada pada saya.” Wawasan kebangsaan HB IX juga terlihat dari sikap tegasnya yang mendukung Republik Indonesia dengan sangat konsekuen. Segera setelah Proklamasi RI beliau mengirimkan amanat kepada Presiden RI yang menyatakan keinginan kerajaan Yogyakarta untuk mendukung pemerintahan RI.

Ketika Jakarta sebagai ibukota RI mengalami situasi gawat, HB IX tidak keberatan ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta. Begitu juga ketika ibukota RI diduduki musuh, beliau bukan saja tidak mau menerima bujukan Belanda untuk berpihak pada mereka. Tapi mengambil inisatif yang sebenarnya dapat membahayakan dirinya, termasuk mengijinkan para gerilyawan bersembunyi di kompleks keraton pada serangan umum 1 Maret 1949. Jelaslah bahwa beliau seorang raja yang republiken. Setelah bergabung dengan RI, HB IX terjun dalam dunia politik nasional.

Dan di tahun 1968, beliu diangkat sebagai Ketua Kwartir Nasionl Gerakan Pramuka hingga tahun 1978. Sebagai pemimpin organisasi kepanduan, beliau pun termasuk tokoh yang mendapat anugerah Bronze Wolf Award dari World Organization of Scout Movement (WOSM). Inilah penghargaan tertinggi dalam dunia kepanduan. Selain beliau, tokoh kepanduan Indonesia yang pernah menerima Bronze Wolf Award. yaitu Mashudi, H Azis Saleh, dan Liem Beng Kiat.


Akhirnya, beliau menghembuskan nafas terakhir, pada 1 Oktober 1988 di RS George Washington University Amerika Serikat pukul 04.30 waktu setempat. Seminggu kemudian, tepatnya 8 Oktober 1988, jenazah beliau dikebumikan di Astana Saptarengga, komplek pemakaman Raja Mataram di Imogiri, sekira 17 km selatan kota Yogyakarta.